SEJARAH TERBENTUKNYA PEMERINTAHAN DESA KUALARAYA
history of kualaraya
Desa Kualaraya adalah salah satu Desa dari 14 Desa se - Kecamatan Singkep Barat (1 dari 75 Desa se - Kabupaten Lingga) dan Pusat Pemerintahan Desa Kualaraya terletak diwilayah RT.001/RW.004 Dusun II Desa Kualaraya. Kualaraya berasal dari dua kata, yaitu Kuala dan Raya, alkisah tersebutlah nama Kuala ini disebabkan/dikarenakan letak Pusat Pemerintahan Desa ini berada tidak jauh dari muara Sungai yang lazim orang melayu menyebutnya dengan panggilan Kuala dan dalam bahasa Indonesianya disebut Muara dan nama Raya pula diambil dari nama Sungai Raya yang melintasi Kampung Kuala dan sungai ini menuju Kampung Raya dengan rentang jarak tempuh daratan antara Kuala dan Raya lebih kurang 12.000 meter (12 KM) dan asal muasal nama Raya pula konon dulu katanya di Kampung Raya tersebut banyak sekali tumbuhan Bunga Raya, maka dari itu tersebutlah dari mulut kemulut dengan sebutan Kampung Raya, dari peristiwa cerita ini maka tersebutlah Kampung Kualaraya.
Konon, alkisah terjadinya atau terwujudnya Pemerintahan Desa Kualaraya ini sebagai berikut, berdasarkan penjelasan dari nara sumber, yaitu dari orang Tua kita Bapak H.Harun Ali dan Bapak H.Hamzah Kasim (keduanya pernah menjadi Kepala Desa Kualaraya) dan kedua sumber ini juga mendapat penjelasan dari seorang yang dapat dipercayai kebenaran ceritanya yaitu keterangan dari Almarhum Bapak Kamar bin Ayip ketika masih hidup, nara sumber menjelaskan kepada Penyusun bahwa cerita Bapak Kamar bin Ayip ketika itu masih hidup yang sekarang sudah meninggal, Bapak Kamar bin Ayip ini memiliki seorang Kakek atau Datuk yang bernama Kasim, menurut Datuk Kasim sesuai penjelasan Bapak Kamar yang disampaikan kepada Bapak H.Harun Ali selaku nara sumber pertama dalam penyusunan Sejarah Desa Kualaraya ini, bahwa pada sekitar tahun 1816 di Kualaraya ini dahulu kala hiduplah sepasang Suami Istri, sang suami dikenal dengan nama dan gelar Panglima Seman yang juga keturunan Suku Sekanak dan berasal dari Jambi Sumatra, alkisah menurut cerita bahwa Panglima Seman ini sangat kejam sekali, siapa saja yang berani masuk/datang ke Kampung Kualaraya ini dan apalagi ingin mencoba menguasai atau menjadi Pemimpin di Kualaraya ini, maka Panglima Seman tidak segan-segan menghabisi nyawa orang tersebut alias dibunuh, keterangan tentang sifat dan prilaku Panglima Seman ini sampai sekarang masih terbukti dengan adanya 3 (tiga) kuburan di Desa Kualaraya orang yang mati dibunuh oleh Panglima Seman tersebut.
Singkat cerita dan selanjutnya sebagai bukti sejarah, sampai sekarang ini senjata milik Panglima Seman tersebut masih ada disimpan salah seorang warga masyarakat Desa Kualaraya, yaitu disimpan oleh Bapak Kasran bin Kamar, Kasran ini adalah salah seorang anak dari Almarhum Kamar bin Ayip yang pernah menuturkan cerita ini kepada kedua nara sumber dalam penyusunan buku Sejarah Desa Kualaraya ini. Alkisah tersebutlah ketika Panglima Seman dalam usia yang sudah tua dan dalam kondisi yang sudah uzur, Panglima Seman menyerahkan sebilah Pedang Pusaka yang di milikinya selama ini yang merupakan senjata andalan dalam hidupnya kepada Kasim yang juga Datuk dari Kamar bin Ayip, pedang tersebut masih dapat kita lihat sampai hari ini dan dipedang tersebut tertulis huruf arab yang masih jelas tertulis pembuatannya pada tahun 912 Hijrah di negeri Gujarat Persia.
Selengkapnya pada alenia ini dapat kita telusuri sedikit kisah Terbentuknya Desa Kualaraya ini, Pada sekitar tahun 1886 tatkala Panglima Seman sudah diusia senja dan kondisinya juga sudah sangat uzur, maka sejak itu mulailah berdatangan orang-orang dari berbagai daerah dan suku bangsa di Kampung Kualaraya ini, dari sekian banyak orang-orang yang berdatangan dari berbagai daerah tersebut ini, terdapatlah dua orang yang bernama Kasim dan Daim dan kedua orang ini datang dari tanah Melayu (Malaya yang sekarang dikenal Malaysia) dan Kasim ini adalah Datuk dari Kamar bin Ayip yang pernah menguraikan kisah ini kepada nara Sumber Bapak H.Harun Ali (Ketika masih sebagai Kepala Desa Kualaraya ketika itu).
Alkisah cerita ini bahwa Kasim ini adalah pewaris dari sebilah Pedang pusaka milik Panglima Seman yang notabennya Panglima Seman ini adalah sebagai Tetua Kampung pertama Kualaraya saat itu dan oleh Panglima Seman pedang miliknya itu diserahkannya langsung kepada Kasim dengan amanah agar Kasim melanjutkan kepemimpinan beliau yang berikutnya, kala itu belum ada kepemimpinan yang dinamakan Kepala Kampung ataupun Kepala Desa seperti sekarang ini, sebab kala itu, siapa yang kuat atau pendekar/jagoan maka dialah secara otomatis akan menguasai Kampung dimana tempat tinggalnya dan ketika itu orang seperti Panglima Seman tadi selalu bergelar Panglima (orang yang memiliki ilmu bela diri atau ilmu kanuragan yang tinggi atau mumpuni).
Peristiwa penyerahan Pedang Pusaka oleh Panglima Seman kepada Kasim tersebut terjadi pada tahun 1886 dan ketika itulah Kasim menjabat sebagai Tetua Kampung menggantikan Panglima Seman yang sudah uzur.
Sewaktu kasim memimpin Kampung Kualaraya saat itu penduduk Kualaraya masih sidikit sekali dibandingkan sekarang ini, menurut cerita nara sumber dari pengurai pertama kisah ini yaitu dari Almarhum Bapak Kamar bin Ayip bahwa penduduk kampung Kualaraya saat itu hanya berjumlah lebih kurang 20 orang dengan keberadaan rumah hanya 10 buah. Lebih kurang 25 tahun Kasim memimpin Kualaraya sebagai Tetua Kampung, sebab pada tahun 1911 Kasim meninggal dunia dan jasadnya dikebumikan di Kualaraya (kuburannya masih ada sampai saat ini) tidak lama berselang meninggalnya Kasim, pada tahun 1911 itu juga Kolonial Belanda masuk ke Kualaraya dan membuat gudangnya di Kualaraya, Kolonial Belanda ini memperluas usaha Tambang Timahnya yang berada dipulau Singkep dengan nama Singkep Tin Mascapy (STM).
Sejak Kasim meninggal Dunia sampai tahun 1915 Kualaraya tidak memiliki wilayah Kepemimpinan sendiri, hanya Kualaraya termasuk didalam wilayah Kuasa seorang Batin yang bernama Batin Awang Inal yang berkedudukan di Sungai Buluh dan untuk Kampung Kualaraya hanya dipimpin seorang wakil dari Batin Awang Inal di Sungai Buluh yang bernama Daim dan Daim ini sebagaimana dikisahkan diatas tadi bahwasanya Daim ini adalah teman dari Kasim yang datang dari Malaya.
Pada tahun 1918 akhirnya Pemerintahan Kampung Kualaraya dikembalikan dengan diangkatnya seorang Batin oleh Onder Distrik Hoofd Van Singkep atau Amir (Kepala Pemerintahan) yang bernama Sidik yang berkedudukan di Dabo Singkep, Amir Kolonial Belanda ini mengangkat Haji Bakar selaku Batin Kampung Kualaraya, Haji Bakar ini berasal dari Bangka Belitung yang selanjutnya Haji Bakar memimpin Kampung Kualaraya. Pada Tahun 1912 Haji Bakar berangkat ke Johor Malaysia dan pada tahun 1912 itu juga diangkat pula seorang Batin pengganti Haji Bakar untuk meneruskan memimpin Kampung Kualaraya, Batin tersebut bernama Cik Awang yang berasal dari Daik Lingga dan Cik Awang dalam melaksanakan tugas sebagai Batin beliau dibantu seorang Kerani atau juru tulis yang bernama Mohd.Kasim.
Pada Pemerintahan Cik Awang inipun penduduk Kampung Kualaraya belum juga begitu ramai namun dibandingkan dengan kepemimpinan beberapa orang sebelum beliau, dapat digolongkan agak lumayan ramai juga dibandingkan sebelumnya, karena di Kualaraya sudah mulai ada kegiatan perekonomian dan sudah mulai ada pedagang dari luar yang masuk ke Kualaraya, sebagai pelengkap kisah ini, disini penyusun sedikit melengkapi kisah Kualaraya Tempo dulu, Kualaraya ini terdiri dari sungai/laut dan hamparan hutan yang lumayan luasnya dan baik sungai maupun hutan Kampung Kualaraya ketika itu masih sangat asing bagi manusia. Sungai Kualaraya yang sekarang ini menjadi sebagian urat nadi perekonomian Desa Kualaraya yang dulunya sangat angker dan ditakuti oleh manusia, karena pada zaman itu sungai Kualaraya ini masih banyak binatang buasnya seperti buaya-buaya yang berkeliaran bahkan tidak sedikit penduduk Kampung Kualaraya maupun pendatang yang dimangsa buaya-buaya tersebut, didalam kepemimpinan Cik Awang selaku Batin waktu itu tercatat ada 8 orang manusia/penduduk Kualaraya yang dimangsa buaya sungai, rata-rata korban dari mangsa buaya tersebut adalah pekerja tambang timah yang sedang menggunakan alur sungai Kualaraya sebagai jalur transportasi ketika itu.
Waktu dan zaman terus berganti dan masapun berlalu, sampailah saatnya kepemimpinan Cik Awang berakhir, dikarenakan Batin Cik Awang meninggal dunia memenuhi panggilan Illahi (Hijrah kealam Barzah) pada tahun 1930, sejak meninggalnya Cik Awang maka diangkatlah seorang Batin baru menggantikan kedudukan Cik Awang yang telah berpulang ke Rahmatullah dan pada tahun 1930 itu juga diangkatlah Kerani/Juru Tulis Batin Cik Awang yaitu Mohd.Kasim sebagai Batin Kualaraya yang berikutnya.
Pada masa kepemimpinan Batin Mohd.Kasim inilah Nampak sekali kemajuan Kualaraya sangat pesat, banyak sekali pendatang dari luar, baik sebagai pedagang maupun sebagai buruh/pekerja untuk mengais rezeki di Kampung Kualaraya, Kapal/Perahu para pedagangpun semakin banyak yang masuk dan melakukan bongkar muat dipelabuhan Kampung Kualaraya, peredaran ekonomi Kampung Kualaraya, sejak Batin Mohd.Kasim ini maju pesat, bahkan Pelabuhan Kualaraya merupakan satu-satunya pelabuhan dagang di pulau Singkep ini. Penduduk Kampung/Desa Kualaraya semakin bertambah, karena banyak pendatang dari luar mulai menetap di Kualaraya untuk mencari kehidupan, pada masa itu juga terjadi hubungan perdagangan antara Singkep dan Singapore, sehingga ketika itu peredaran mata uang di Singkep menggunakan Dollar, Pelabuhan Kualaraya yang ditetapkan sebagai Pelabuhan Utama Pulau Singkep semakin maju, kegiatan bongkar muat begitu ramai sekali, peredaran mata uang Dollar di Kampung Kualaraya semakin meningkat, ekonomi masyarakat Kualaraya pun ikut meningkat, boleh dikatakan ketika itu Kualaraya sebagai urat nadi perekonomian masyarakat Singkep. Boleh dibilang tidak ada hari tanpa kegiatan dipelabuhan Bongkar Muat Desa Kualaraya waktu itu, zaman keemasan Desa Kualaraya dimulai sejak kepemimpinan Batin Mohd.Kasim ini, setiap hari kapal-kapal dagang dari dan ke Singapore terus hilir mudik tak henti-hentinya.
Kabar kemajuan Desa Kualaraya ketika itu dan tepatnya pada tahun 1950 telah menimbulkan hasrat Bapak Komandan Militer Kota (KMK) LETNAN I Subrantas yang pernah diangkat Menteri Dalam Negeri RI pada tanggal 14 Juni 1978 menjadi Gubernur Riau dan beliau datang langsung meninjau kemajuan Desa Kualaraya, melihat kemajuan Desa Kualaraya yang begitu pesat, baik dari perekonomian sampai kemajuan pesatnya pertumbuhan penduduk, Bapak Letnan I Subrantas menyarankan untuk membuat Sekolah Rakyat dan hasrat ini disambut baik oleh masyarakat Desa Kualaraya, maka akhirnya pada Tahun kedatangan Komandan Militer Kota tersebut ke Kualaraya yaitu Tahun 1950 berdirilah sekolah yang diberinama Sekolah Rakyat (SR), pendirian SR ini tepatnya pada tanggal 1 Agustus 1950 dan ketika itu murid perdana nya sebanyak 40 siswa/siswi dengan hanya satu orang tenaga pendidik/pengajar (guru) yang bernama M.Sahir Swan dan inilah SR pertama dan Cikgu Pertama di Desa Kualaraya.
Sekian banyak kemajuan yang dicapai sejak kepemimpinan Batin Mohd.Kasim ini, rupanya masih banyak segudang kisah yang terukir dikala itu, pada masa Kepemimpinan Mohd.Kasim ini jugalah timbul gerakan Wajib Militer Jepang dan banyak warga dari masyarakat Desa Kualaraya yang diikut sertakan menjadi Tentara Hicho, dari mereka-mereka itu ada yang dikirim ke Birma, Singapore,Thailand dan ke Patani Malaya, jumlah keseluruhan mereka yang dikirim sebanyak 30 orang, mereka yang dikirim diantaranya yang sempat dihimpun oleh penyusun adalah Haji Jupri, S.Alie S.Muhammad, Sani, Tang Syamsudin, Kamis Jalak dan banyak lagi nama-nama yang tidak dapat dilansir disini.
Umur manusia semakin hari semakin tua dan kondisipun semakin melemah, tenaga dan pikiran semakin kurang bahkan kesehatan kerab terganggu dengan berbagai penyakit, sekalipun tidak mengalami sakit kuat tapi tubuh ini sudah uzur, demikianlah juga yang dirasakan oleh Batin Mohd.Kasim, beliau memimpin sebagai Batin Desa Kualaraya terhitung sejak Tahun 1930 dan akhirnya pada Tahun 1966 (ketika itu Penyusun belum lahir) maka bergantilah kepemimpinan Batin Mohd.Kasim (selama 36 Tahun) kepada Abdullah Atan alias Pak Bedul dan sejak Kepemimpinan Abdullah Atan inilah istilah Batin berganti nama menjadi Kepala Kampung dengan sebutan penghormatan sebagai Penghulu, artinya sebutan Penghulu untuk pertama kali di Desa Kualaraya terjadi pada Tahun 1966. Abdullah Atan ini asli putra Kualaraya dan setelah lebih kurang 7 (tujuh) Tahun menjadi Penghulu, Abdullah Atan pada Tahun 1973 jabatannya sebagai Penghulu diganti oleh Muslim.R sebagai Kepala Kampung berikutnya, Muslim.R ini adalah seorang militer dari Kesatuan Angkatan Laut ketika diangkat menjabat sebagai Penghulu Kualaraya tersebut dan Muslim.R masih aktip sebagai anggota ABRI dari AL ketika itu, singkat alkisah ini maka pada Tahun 1978 Muslim.R diganti oleh Sofyan Lubis sebagai Kepala Kampung pengganti Muslim.R dan Sofyan Lubis ini juga dari Kesatuan Angkatan Laut Republik Indonesia dan Sofyan Lubis ini menjabat sebagai Kepala Kampung menggantikan Muslim.R tidak berlangsung lama, beliau hanya menjabat 3 Tahun saja sampai Tahun 1981.
Sedikit Penyusun ingin menambahkan ulasan kisah sejarah Kepemimpinan Desa Kualaraya ini, sejak bergantinya Abdullah Atan menjadi Penghulu kepada Muslim.R dan selanjutnya kepada Sofyan Lubis yang keduanya dari unsur Militer, peristiwa ini membangkitkan semangat Putra-Putri Desa Kualaraya untuk dan ingin merasakan kembali Putra daerahnya sendiri kembali memimpin Desa Kualaraya yang tercinta ini, akhirnya melalui lobi dan tanda tangan masyarakat yang ditujukan kepada Camat Singkep ketika itu, maka berdasarkan SK.Bupati Kdh.Tk.II Kepulauan Riau Nomor : 43/SK/1981, Tanggal 8 Juli 1981 terhitung tanggal 1 juni 1981 diangkat Harun Ali NIP.130335122 Guru Sekolah Dasar Negeri sebagai Care Taker Kepala Desa Kualaraya Kecamatan Singkep.
Harun Ali yang merupakan putra asli Desa Kualaraya yang juga memiliki keahlian dan kemahiran sebagai seorang Guru/Pendidik, diharapkan masyarakat Desa Kualaraya, Harun Ali mampu membangun Desa yang mereka cintai tersebut. Harapan masyarakat Desa Kualaraya bukan hanya sekedar isapan jempol belaka, terbukti sejak Harun Ali menjabat sebagai Care Taker Kepala Desa Kualaraya saat itu, Kualaraya semakin maju, perdagangan dan kegiatan perekonomian Desa Kualaraya semakin maju, selain sebagai Desa yang merupakan gerbang dan urat nadi perekonomian Pulau Singkep dan sekitarnya dengan predikat sebagai Pelabuhan Utama Singkep, perekonomian masyarakat dan Desa Kualaraya semakin maju dengan adanya kegiatan dari beberapa kilang kayu (sawmill), banyak sekali bahan-bahan baku bangunan yang dihasilkan hutan Desa Kualaraya pada waktu itu, Desa Kualaraya saat itu boleh diumpamakan sebagai ladang emas bagi masyarakat Desa Kualaraya dan sekitarnya, pendek kata Kemakmuran Desa Kualaraya membawa Desa Kualaraya entah beberapa kali menjadi Desa terbaik dari tingkat Kabupaten, Provinsi sampai ketingkat Nasional, masa jaya Desa Kualaraya benar-benar berkibar dizaman Harun Ali menjadi Pemimpin saat itu, ini semua didukung dengan faktor alam Desa Kualaraya yaitu Sungai yang arus hilir mudiknya tidak terhambat seperti saat sekarang ini karena Sungai Desa Kualaraya sekarang ini telah terjadi Abrasi pantai, ini semua mungkin diakibatkan endapan lumpur dari peroses pertambangan Timah dan Pasir beberapa waktu yang lalu dan ditambah lagi dengan banyaknya sumber sampah dari hulu sungai akibat olah warga yang tinggal disekitar hulu sungai yang tidak memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, membuang sampah disungai sembarangan, pertambahan penduduk yang semakin pesat, perhatian dan bantuan Pemerintah tidak maksimal yang akhirnya penumpukan sampah yang mengakibatkan penyumbatan pada aliran sungai semakin parah yang mengakibatkan penyumbatan dihulu sungai dan akhirnya arus sungai tidak normal seperti dulu lagi, inilah yang dirasakan Desa Kualaraya saat ini.
Alkisah sejarah membuktikan Kepemimpinan Harun Ali saat itu mampu mengembalikan kepercayaan diri masyarakat Desa Kualaraya, kemakmuran Desa sangat dirasakan oleh masyarakat ketika itu. Perjalanan waktu semakin merangkak, tidak terasa Kepemimpinan Harun Ali sampailah pada finish nya, akhirnya pada Tahun....... berakhir masa Tugas Harun Ali menjabat sebagai Care Taker Kepala Desa Kualaraya dan selanjutnya, pasca pengangkatan langsung Kepala Desa oleh Bupati yang dilakukan terhadap Harun Ali tidak lagi berlaku, sejarah telah berubah, system pengaturan Tata Pemerintahanan pun berubah, pola pengangkatan seorang Kepala Desa pun berubah, yang dulunya seorang Kepala Desa cukup diangkat langsung oleh Bupati melalui Rekomendasi Camat, namun pada priode berikutnya setelah berakhirnya Harun Ali sebagai Kepala Desa, maka untuk menduduki jabatan Kepala Desa selanjutnya, harus melalui pemilihan langsung dari masyarakat Desa untuk menentukan siapa pemimpin mereka? Dari rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat kepada rakyat dan semuanya terpulanglah kepada rakyat untuk memilih Pemimpinnya.
Atas peristiwa dari rakyat untuk rakyat, maka melalui PILKADES yang pertama terjadi di Desa Kualaraya pada Tahun......., muncul lah 2 (dua) orang calon Kepala Desa yang mengikuti bursa pemilihan Kepala Desa Kualaraya priode........s/d........,ketika itu terpilihlah Hamzah Kasim menjadi Kepala Desa yang ke 10 di Desa Kualaraya yang juga merupakan putra asli Desa Kualaraya. Hamzah Kasim meneruskan perjuangan Kepala Desa sebelumnya, dimasa Kepemimpinan Hamzah Kasim ini telah terjadi perubahan yang sangat signifikan, Desa Kualaraya mekar menjadi tiga wilayah, adapun yang dimaksud Kualaraya memekarkan Desa Sungai Raya, Kelurahan Raya (Ibu Kota Kecamatan Singkep Barat) dan Desa Kualaraya sendiri sebagai Desa Induk.
*artikel ini belum selesai di susun, diharapkan kepada pembaca yang mengetahui sejarah lengkap tentang Pemerintahan Desa Kualaraya hingga saat sekarang untuk dapat menambahkan tulisan ini.
Sumber Penulis : Suryadi Hamzah
No comments: