EFEK PANDEMI DARI MANAGER JADI PETANI, TAK DISANGKA ANAK MILENIAL INI MAMPU MENDONGKRAK EKONOMI

Foto rudi petani milenial kabupaten lingga


Kepri, Lingga - Parahnya dampak covid-19 yang masuk kewilayah Negara Indonesia pada awal tahun 2020 lalu membuat hampir seluruh para buruh kehilangan pekerjaannya.

Salah satunya Rudi sosok pemuda kelahiran 1991 Desa Kualaraya yang juga terkena dampak pandemi tersebut, sebelumnya Rudi yang bekerja sebagai Manager disalah satu pusat hiburan malam (Pub&karaoke) kota Tanjungpinang kini memilih pulang kampung dan belajar bertani demi kelangsungan hidupnya kedepan. Dengan melihat peluang Kabupaten Lingga yang banyak memiliki lahan serta buminya yang subur Rudi mencoba mempelajari cara bertani dan mengolah lahan yang didapatkannya dari sahabat dekatnya saudara Amri dan Suryadi. Dari kedua sahabatnya inilah bermula Rudi menetapkan tekadnya untuk bertani dan hasilnya sekarang lumayan bisa untuk dinikmati walau hanya kegiatan tersebut dilakukannya disela-sela waktu luang sehabis pekerjaannya sebagai awak media globaldrafnews.com perwakilan Kabupaten Lingga.
Lahan yang diolah kurang lebih 2 hektare tersebut diolah oleh 4 pekerja yang mana semua pekerja adalah dari keluarganya.


Dengan menanam tanaman jenis hortikultura seperti cabet rawit, ubi/singkong Rudi juga belajar membudidayakan tanamam jahe dan kencur.

Hasil dari bersahabat dengan bumi tersebut sangat menjanjikan serta dapat membantu ekonomi keluarga, sebagai kaum milenial Kabupaten Lingga Rudi mengajak para kaula muda kaum milenial untuk belajar bertani dan jangan gengsi jika ada lahan yang bisa digarap kenapa harus merantau jauh keluar daerah apalagi dimasa pandemi ini yang saat ini memang sudah mulai stabil tapi ekonomi diluar sana jauh belum stabil, "imbuhnya. Minggu (12/12/2021)


Lanjutnya, dengan begitu tanpa kepiawaian kita jika merantau tanpa dibekali ilmu serta sertifikat atau ijazah sebagai penunjang yang cukup maka proses untuk mencari kerja itu sangat sulit, apalagi daya saing pencaker dikota-kota besar itu sangat luar biasa levelnya, maka banyak anak perantau yang nganggur dan akhirnya proses waktu itu tidak termanfaatkan dengan baik, sangat disayangkan bukan!!!... lebih baik jika kaum milenial ini kita bentuk karakternya untuk bertani dan kita manfaatkan lahan keluarga yang tidak diolah dengan maksimal, kita garap menjadi lahan perkebunan karena saya lihat banyak lahan-lahan kebun keluarga diwilayah Lingga khususnya Dabosingkep yang tidak digarap dengan maksimal sementara didaerah-daerah lain diluar sana mereka semua memanfaatkan lahan-lahan seadanya untuk bercocok tanam dan hasilnya sangat memuaskan, "terangnya.



Sumber : Rudi

No comments: