Wow! Setiap Tahun Janda dan Duda Semakin Menjamur. Ternyata Ini Penyebabnya...
Inilah 7 faktor penyebab akibat terjadinya perceraian :
1. Masalah Ekonomi
Tuntutan ekonomi kerap menjadi salah satu penyebab perceraian banyak terjadi. Salah satunya yang sering terjadi yakni ketika kebutuhan dalam rumah tangga tidak dapat dipenuhi dengan baik.
Kebutuhan bulanan seperti untuk makan sehari-hari dan kebutuhan sekolah anak sering menjadi penyebab masalah ekonomi pada keluarga.
Bahkan tidak hanya pada keluarga dalam kategori ekonomi rendah saja. Pertengkaran dan perceraian akibat masalah ekonomi juga bisa terjadi pada pasangan suami istri yang sudah mapan, ketika keuangan tidak bisa diatur dengan baik. Biasanya akibat dari gaya hidup berlebihan dan manajemen keuangan yang buruk.
Oleh sebab itu, diperlukan berbagai upaya untuk sama-sama bisa mengatur keuangan dalam rumah tangga supaya lebih terkendali.
Kebutuhan bulanan seperti untuk makan sehari-hari dan kebutuhan sekolah anak sering menjadi penyebab masalah ekonomi pada keluarga.
Bahkan tidak hanya pada keluarga dalam kategori ekonomi rendah saja. Pertengkaran dan perceraian akibat masalah ekonomi juga bisa terjadi pada pasangan suami istri yang sudah mapan, ketika keuangan tidak bisa diatur dengan baik. Biasanya akibat dari gaya hidup berlebihan dan manajemen keuangan yang buruk.
Oleh sebab itu, diperlukan berbagai upaya untuk sama-sama bisa mengatur keuangan dalam rumah tangga supaya lebih terkendali.
2. Perbedaan Prinsip
Ternyata perbedaan prinsip juga kerap menjadi alasan dibalik perceraian. Mulai dari perbedaan keyakinan, perbedaan prinsip hidup dan status sosial.
Terlebih jika masalah sudah terjadi dalam waktu lama, toleransi dan kesepakatan menjadi hal yang sulit diambil.
Salah satu pemicu perceraian yang cukup banyak terjadi adalah ketika ada perbedaan keyakinan. Misalnya dulu menikah dalam kondisi berbeda keyakinan atau salah satu berpindah keyakinan untuk bisa menikah.
Jika tidak bisa dijalani dengan sepenuh hati, dikemudian hari hal-hal seperti ini juga bisa memicu pertengkaran dan bahkan perceraian. Terutama jika masih ada ikut campur dari pihak keluarga, khususnya orang tua.
Terlebih jika masalah sudah terjadi dalam waktu lama, toleransi dan kesepakatan menjadi hal yang sulit diambil.
Salah satu pemicu perceraian yang cukup banyak terjadi adalah ketika ada perbedaan keyakinan. Misalnya dulu menikah dalam kondisi berbeda keyakinan atau salah satu berpindah keyakinan untuk bisa menikah.
Jika tidak bisa dijalani dengan sepenuh hati, dikemudian hari hal-hal seperti ini juga bisa memicu pertengkaran dan bahkan perceraian. Terutama jika masih ada ikut campur dari pihak keluarga, khususnya orang tua.
3. Perselingkuhan
Setiap orang tentu tidak ingin ada masalah perselingkuhan dalam hubungan rumah tangganya, apalagi sampai harus berakhir pada perceraian. Tetapi rasa sakit hati dan emosi terkait perselingkuhan seringkali tidak bisa ditoleransi.
Perselingkuhan dapat terjadi akibat beberapa faktor. Di antaranya seperti kurangnya kasih sayang, kurang peduli, masalah komunikasi, masalah kesehatan fisik, masalah kesehatan mental, hingga adanya masalah dalam pernikahan yang tidak terselesaikan.
Perselingkuhan dapat terjadi akibat beberapa faktor. Di antaranya seperti kurangnya kasih sayang, kurang peduli, masalah komunikasi, masalah kesehatan fisik, masalah kesehatan mental, hingga adanya masalah dalam pernikahan yang tidak terselesaikan.
4. Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) juga menjadi salah satu penyebab perceraian yang banyak terjadi. Yang lebih sering, kondisi ini dialami oleh pihak perempuan yakni istri.
Selain kekerasan fisik, KDRT juga bisa terjadi dalam bentuk kekerasan verbal. Ini berarti sering ada pertengkaran yang berujung pada ucapan kasar atau intimidasi pada istri.
Jika terjadi terus-menerus, situasi seperti ini juga memicu tekanan dan bahkan depresi. Bukan tidak mungkin, perceraian pun dianggap sebagai solusi untuk menyelesaikannya.
Untuk menghadapi kasus KDRT, seringkali diperlukan bantuan dari pihak ketiga. Dengan demikian, masalah KDRT bisa diatasi dengan pembicaraan yang baik.
Selain kekerasan fisik, KDRT juga bisa terjadi dalam bentuk kekerasan verbal. Ini berarti sering ada pertengkaran yang berujung pada ucapan kasar atau intimidasi pada istri.
Jika terjadi terus-menerus, situasi seperti ini juga memicu tekanan dan bahkan depresi. Bukan tidak mungkin, perceraian pun dianggap sebagai solusi untuk menyelesaikannya.
Untuk menghadapi kasus KDRT, seringkali diperlukan bantuan dari pihak ketiga. Dengan demikian, masalah KDRT bisa diatasi dengan pembicaraan yang baik.
5. Terlalu Sibuk Dengan Media Sosial
Dalam era modern seperti saat ini, sibuk dengan teknologi dan media sosial juga bisa memicu ketidakharmonisan dalam kehidupan rumah tangga. Misalnya karena kurangnya kepercayaan, banyak prasangka buruk dan rasa curiga.
Kondisi ini sangat mungkin terjadi ketika salah satu pasangan terlalu banyak bermain media sosial tanpa memedulikan kondisi atau masalah di sekitar.
Ketidakharmonisan seperti ini juga bisa mengurangi rasa percaya pada pasangan. Sehingga komunikasi tidak lagi berjalan lancar dan kerap memicu pertengkaran.
Untuk mencegah hal-hal seperti ini terjadi, cobalah untuk lebih menghargai pasangan. Hindari berlebihan bermain gadget atau media sosial, terutama saat sedang berdua pasangan atau saat sudah berada di rumah. Habiskan waktu untuk benar-benar berbicara dengan pasangan.
Hindari juga kebiasaan curhat di media sosial karena bisa memicu perhatian dari pihak lain yang kemudian berisiko menjadi jalan perselingkuhan dan merusak kepercayaan dari pasangan.
Kondisi ini sangat mungkin terjadi ketika salah satu pasangan terlalu banyak bermain media sosial tanpa memedulikan kondisi atau masalah di sekitar.
Ketidakharmonisan seperti ini juga bisa mengurangi rasa percaya pada pasangan. Sehingga komunikasi tidak lagi berjalan lancar dan kerap memicu pertengkaran.
Untuk mencegah hal-hal seperti ini terjadi, cobalah untuk lebih menghargai pasangan. Hindari berlebihan bermain gadget atau media sosial, terutama saat sedang berdua pasangan atau saat sudah berada di rumah. Habiskan waktu untuk benar-benar berbicara dengan pasangan.
Hindari juga kebiasaan curhat di media sosial karena bisa memicu perhatian dari pihak lain yang kemudian berisiko menjadi jalan perselingkuhan dan merusak kepercayaan dari pasangan.
6. Pernikahan Dini
Pernikahan dini atau menikah diusia remaja juga salah satu faktor banyaknya kegagalan dalam biduk rumah tangga penyebabnya adalah karena labilnya cara pemikiran dan mudahnya pengaruh luar yang masuk disebabkan usia remaja adalah usia yang memiliki perasaan ingin tau tentang segala hal yang baru lebih luas. Selain itu pernikahan diusia muda juga terkadang memiliki suatu kendala di ekonomi karena menikah diusia muda tidak menutup kemungkinan setiap pasangan pasti kebanyakan belum mapan.
7. Belum Mapan
Ketika pernikahan dihadapkan dengan masalah mapan maka kasus perceraian pun kerap terjadi. Finansial adalah salah satu penyebab banyaknya pasangan melakukan penundaan pernikahan. Hal ini terkadang disebabkan pihak laki-laki yang belum mempunyai pendapatan yang memadai untuk kejenjang pernikahan yang mana kebutuhan rumah tangga tidak hanya biologis saja namun juga materi.
Itulah 7 hal penyebab maraknya terjadi perceraian. Masih banyak hal-hal lain lagi yang menjadi alasan untuk setiap pasangan melakukan perceraian. Namun jika mampu mengatasi segala hal permasalahan dalam rumah tangga, perceraian bukanlah keputusan yang terbaik, selagi pernikahan itu masih bisa diselamatkan maka hendaknya selamatkanlah demi kebahagiaan anak-anak dimasa akan datang.
No comments: